Senin, 16 Mei 2011

kultweet pengalaman menjadi NII

Kultweet pengalaman menjadi NII
Mau crita soal nii ni,bagian pengalaman hidup..#nii
Waktu itu sy relatif aktif di organisasi dan pas mengikuti latihandasar kepemimpinan siswa selama 3 hari 2 mlm#nii
Kebetulan sy menjadi finalis debat dan nampaknya dgn menjadi finalis inilah sy didekati oleh kakak kelas yg mengajak sy utk diskusi#nii
Waktu itu sy relatif siswa seperti kebanyakan,pacaran,gaul tapi memang suka diskusi..koran, buku politik, motivasi adlh buku yg sy skai#nii
Sy ingat betul malam di masjid sekolah sy dan teman sy yg memang juga kutu buku diajak utk diskusi dgn kakak kelas dan quran terjemah#nii
sy ikut dan mau diskusi sbnarnya hanya karena sy sungkan saja ama kakak kelas sy itu,tapi trnyata mlm itu menjadi mlm yg sy ingat trus#nii
Pertanyaan yg ditujukan kpd sy adalah apakah sy sudah total dalam berislam?sy dihadapkan pada ayat-ayat yg sy disuruh membca dan artinya#nii
Stlah sy baca ayat dan artinya, kakak kelas sy menafsirkan ayat terus dgn begitu lancar..sy yg kering soal ilmu agama hny bs mengangguk#nii
Hampir 2 jam walaupun agak kantuk,sy menyimak,tp teman sy yg sekelas sy jg sgt antusias mengikutinya#nii
Akhirnya sy dihadapkan pada pertnyaan marilah kita berhijrah,krn ini adalah kewajiban,jk tdk mk kt slalu berdosa,gemetar sy mendengarnya#nii
Dan cara utk berhijrah adalah dgn cara baiat pd mlm itu juga,teman sy langsung siapp dibait,sy belum siapp..#nii
Akhirnya stlah mlm itu hnya teman sy sj yg dibaiiat dan resmilah ia berhijrah, sy disuruh utk ttp merenungi dan nanti kita diskusi lagi#nii
Sejak mlm itu,teman sy itulah yg rupanya siswa pertama diangkatan sy yg direkrut oleh #nii
Sejak mlm itu,teman sy itulah yg rupanya siswa pertama diangkatan sy yg direkrut oleh #nii
Hampir tiap hari sy didekati baik oleh tman sy itu maupun oleh kakak kelas sy,bhkn kakak kelas sy yg lbh senior dan anak dr tokoh tasik#nii
Sy masih blm siapp utk baiat,hingga saat banyak kawan sy diorganisasi lain mulai dr pmr,paskibra dan pecinta alam pd baiat#nii
Waktu itu #nii sdh menjelma menjd kumpulan siswa yg besar mulai dr siswa biasa sampai tokoh osis ikut,maka akhirnyapun sy dibaiat juga#nii
Hijrahnya sy inlah yg pd akhirnya sy merasakan apa yg dinamakan diskusi keislaman ttg revolusi dan mengganti sistem di indonesia#nii
Suatu hari sy diwajibkan utk ikut acara bermalam di suatu hotel ditasik 2 hari 1 mlm,ktnya nanti pembicaranya lgsung dr bandung#nii
Akhirnya sekitar 15 orang yg itu semua siswa smunsatas ikut kegiatan itu dan kita menuju satu hotel,disana trnyata sdh ada panitia#nii
Yg aneh waktu itu panitia waktu itu seakan tertutup dan hnya menyewa 1 kamar utk kami,dan itupun seakan ketat diatur.#nii
seluruh peserta tdk diperkenankan utk keluar dr area hotel bahkan utk beli makanan atau apapun#nii
Semua serba tertutup bahkan dgn penuhnya agenda materi,peserta pun tak diperkenankan tidur,utk makan pun sebungkus utk berdua#nii
Keanehan selanjutnya adlh saat sy minta izin utk rehat keluar utk refresh,itupun tidak diizinkan,alasanya karena ini tmpat ga steril#nii
Panitia memperlakukan peserta ibarat kita sudah jadi musuh republik,dan kita adalah pejuang islam yg nantinya akan mengganti republik #nii
Sampai disini sy masih bisa menerima,hingga tiba sesi materi sistem dan revolusi,waktu menunjukan jam 3 dini hari#nii
Materi ini sgt menarik utk sy,selain krn sy memang suka,penyajinya jg atraktif dalam memberikan kuliah,walaupun sdh larut malam#nii
Materi ini sgt provokatif karena menyinggung soal dasar negara kita yakni pancasila dan lambang negara garuda#nii
Pancasila disebut sebagai thagut yakni sistem buatan manusia yg harus dilenyapkan dan diganti oleh islam yg kafah#nii
Dalam forum itu dibiasakan utk tidak menyebut nama pancasila digantikan dgn sistem thagut#nii
Bahkan kita didoktrin jika kita percaya pancasila maka kita sdh kafir dan karenanya jgn sekali-kali percaya dgn pancasila#nii
Begitu juga dgn lambang negara garuda pancasila,kita didoktrin bahwa itu adalah berhala yg hars dilenyapkan,ini sama saja berhala firaun#nii
Yang aneh tdk ada sama sekali doktrin soal kebobrokan rezim soeharto,pdhl waktu itu sy menanyakan jawabnya,yg salah pancasilanya#nii
Sampai disitu sy masih agak menerima,dan waktu itu tak terasa terdengar adzan shubuh berkumandang,sampai disitu pemateri ttp berbicara#nii
Walaupun sy kering soal ilmu islam waktu itu,tp orang tua sy sdh mewajibkan sholat sejak awal,dan sy memang rajin sholat sejak kecil#nii
Pemateri ttp saja melanjutkan materinya,hingga akhirnya sy memberanikan diri utk izin sholat shubuh#nii
Diluar dugaan sy,pemateri justru melarang sholat,katanya materi lebih penting drpd sholat,sy kaget sekAget-kagetnya#nii
Sy pun mendebat dan sy katakan sholat itu tiangnya agama dan wajib utk islam,itu pesan orang tua sy,dgn agak tinggi sy beragumen#nii
Pematerinya pun menjawab ringan: kita disini dlm kondisi darurat dan sedang berjuang utk menegakan islam#nii
Sy semakin keras sj menjawab argumen pemateri,akhirnya sy tegas jika memang tidak diizinkan sy mau pulang saja dan sholat diluar#nii
Akhirnya pemateri mau break aja dan sekalian disuruh utk istirahat sekalian nanti jam 6 pagi dilanjut lagi materinya,sy pun lega#nii
Besok dilanjut soal kisah pribadi#nii..slmat mlm..
Mau twet lg soal #nii kali ini soal keluar dari #nii
Pasca pertemua di hotel,jumlah siswa yg ikut #nii semakin bertambah bnyak,bahkan tokoh2 organisasi di smunsatas hampir ada orang#nii
Bahkan program tidak hanya pertemuan di hotel itu tp ada pertemuan kembali disebut dgn pkdr di gunung golkar sy jg diwajibkan utk ikut#nii
Sebelum ikut acara pkdr,kita kumpul beberapa kali,yg menarik kita sdh diajak utk infak#nii
Terus terang sy memang ga suka acara ke gunung gitu,jadi dgn bnyak alasan sy tdk mengikuti acara pkdr,beberapa teman dekat akhirnya ikut#nii
Terus terang paham #nii sebenarnya tdk nyaman karena kita ingin berislam kok diliputi rasa takut,apalagi sy waktu itu juga ikut rohis#nii
Keikutsertaan sy dirohis sgt dipengaruhi kakak kelas sy namanya akh gama,ia santun,cerdas,dan berwibawa#nii
Sy menemukan kenyamanan di rohis yg bernama gema babussalam itu,beda sekali dgn #nii,rohis menawarkan cara berislam yg elegan rasional#nii
Waktu itu ketua osis@ihsan_taufiq dgn akh gama ketua rohis,sy juga bertemu dgn kang@Indra_Kusumah,kang ridho,kang hilman,kang dadan.#nii
Dlm suatu diskusi dgn kang@Indra_Kusumah,ternyata beliau jg pernah mengikuti#nii dan saat itu keluar karena ketidakcocokan#nii
Dan dgn keluasaan ilmu serta bhs arab yg fasih@Indra_Kusumah sy tertarik utk ikut pengajiannya,sgt beda dan menenangkan#nii
Kalo dl sy ikut diskusi#nii krn sungkan dgn kakak kelas,kali ini sy ikut diskusi dgn kang@Indra_Kusumah adalah sbuah kesadaran#nii
Yg menarik semua aktor utama baik itu #nii maupun rohis ada di organisasi pramuka,sy juga ikut organisasi pramuka dan akhirnya rohis jg#nii
Stelah mendapatkan pencerahan @Indra_Kusumah akhirnya sy memutuskan utk tdk lg aktif diskusi #nii..keputusan ini sy ambil dgn sgt sadar#nii
Rohis gema babussalam dgn tokohnya waktu itulah yg senantiasa mengcounter luasnya paham #nii di smunsatas,hingga tiba suatu hari konflik#nii
Waktu itu ada laporan masuk ke guru bahwa rohis bnyak sekali kegiatan yg menyita tenaga,uang kpd anggota rohis,orang tua komplain lgsung#nii
Hal ini mengakibatkan pembina gema babssalam memanggil pengurusnya dan mngklarifikasi,krn isu ini sdh masuk ke dprd tasik,situasi tegang#nii
Bahkan waktu itu,pembina rohis tdk segan-segan membubarkan rohis jika menyimpang dan membuat orang tua siswa khawatir#nii
Beruntung@Indra_Kusumah sbg ketua osis dkk di rohis berhasil meyakinkan bahwa bukan gema yg melakukan itu tp bisa jadi ada pihak lain#nii
Akhirnya situasi agak reda,rohis konsolidasi adakan rihlAh ke papandayaN,sy ikut dgn teman seangkatan lainnya...
Di gunung papandayan,peserta rihlAh dalam suatu tenda dgn suasana yg dingin,@Indra_Kusumah menerangkan bahaya#nii
Akhirnya semua mengerti stlah dijelaskan secara rinci dr @Indra_Kusumah,selain ilmunya yg luas,ia jg pnya pengalaman #nii
Akhirnya kami yg semula pernah di baiat #nii sepakat kembali utk kembali ke jalAn lurus#nii
Pasca rihlah bersama rohis di papandayan,kami semua jd orang yg punya imun dan kami jg menyerukan agar teman2 yg dibaiat utk keluar#nii
Hingga suatu hari ada dokumen yg tertinggal di kelas yg ditemukan oleh teman rohis yg ganjil,dokumen itu surat berkop gema#nii
Ganjil karena surat itu adalah undangan utk suatu kegiatan tp gema tak memiliki kEgiatan,kita curiga inilah bukti valid bahwa#nii mndompleng
Kita rapat dan kita mengundang 2 orang kakak kelas 1 orang putra dan 1 orang putri,dan teman sy yg mewakili #nii dan sy serta @Indra_Kusumah
Yg menarik semua itu adalah pramuka dan osis,kita mengklarifikasi..dan akhirnya mereka jujur memakai kok tanpa izin,serta minta maaf#nii
saat pemilihan osis yang paling menarik adalah saat pemilihan ketua sie v dimana kakak kelas sy ngotot agar ketua sie v adlh binaan #nii
Akhirnya yg terpilih sy sbg kketua sie v,kakak kelas sy membanting pintu dan dokumen sie v diambil olehnya#nii
Demikian cerita sy soal #nii semasa smu,jd sebenarnya tdk aneh jika #nii skrg berulAh,sdh dr dulu..yg ingin sy simpulkan ada bbrapa#nii
Kesimpulan sy menolak keras pernyataab sidney jones yg menyatakn rohis adlh pelaku #nii
Akibat dr pernyataannya rohis skrg dijaga ketat, dan dilarang, sepengalaman sy justru rohislah yg brada digarda terdepan utk menghalau #nii
Tdk hnya itu dr cerita ini jg mendebat prnyataan menag SDA yg menyatakan sulit utk menyeret #nii dr maker
udah jelas2 dlm setiap materi dr pemateri #nii ingin revolusi dan mengganti pancasila dan garuda,ini bukan makar#nii?
Oleh karena itu besar kemungkinan bahwa #nii hnya dipakai utk menjatuhkan pihak tertentu yg dianggap musuh dgn isu keagaaman...
Intinya #nii besar kemungkinan memang dipelihara oleh intelejen,cb bayangkan #nii dr dulu sdh ada tp ramainya baru sekarang
Oleh karena itu jika pemerintah gentle usut #nii dan keterlibatan panji gumilang,bersihkan al zaytun dr pengaruh #nii
Demikian cerita dan kesimpulan soal #nii

Senin, 03 Januari 2011

Densus 88 dan Pelanggaran HAM


Densus 88 dan Pelanggaran HAM

* Oleh M Ikhlas Thamrin

DETASEMEN Khusus (Densus) 88 harus segera ditarik dari Poso, Sulteng! Demikian Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid mengomentari konflik Poso yang semakin memanas.

"Ulah" Densus 88 disebut-sebut sebagi pemicu konflik tersebut, karena sebelumnya terlibat bentrok -yang mengakibatkan warga sipil tewas- dengan dalih menangkapi orang-orang yang tertera dalam daftar pencarian orang (DPO). Kenyataannya, operasi Densus 88 merupakan serangan bersenjata dengan target umat Islam.

Dalam insiden 22 Januari 2007, 15 orang dilaporkan tewas tertembak, empat di antaranya anak-anak berusia 10-15 tahun. Hal yang paling memilukan dan memprihatinkan adalah, ternyata semua korban itu tidak tercantum dalam DPO!

Aksi teror yang dilakukan oleh Densus 88 itu langsung mendapat respons dari Komnas HAM, yang secara resmi menyatakan tindakan yang dilakukan oleh polisi pada 22 Januari itu me langgar HAM, yakni telah merampas hak hidup serta hak atas rasa aman warga.

Sebenarnya yang terjadi di Poso bukanlah hal pertama kekerasan dilakukan oleh Densus 88 terhadap tersangka teror. Hal serupa juga menimpa Abu Sayaf alias Joko Wibowo, yang baru-baru ini divonis 12 tahun penjara.

Hal itu diungkapkan oleh salah seorang dari massa Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang akan melakukan demo di Semarang tapi diadang polisi di Boyolali.

Tulisan ini mencoba menguraikan sejauh mana kiprah Detasemen 88 dalam hubungannya dengan perkembangan HAM di Indonesia.

Tugas utama dari Detasemen 88 adalah menangani ancaman bom hingga penangkapan teroris. Salah satu prestasi terbesarnya -kita masih ingat- ialah berhasil menewaskan Dr Azhari yang disebut-sebut sebagai gembong teroris Indonesia.

Tetapi di balik kesuksesan tersebut, keberadaan pasukan khusus itu menghadapi sikap pro dan kontra. Pihak yang pro menganggap keberadaan pasukan itu adalah untuk mengantisipasi teror secara dini, sedangkan pihak yang kontra menilai kehadiran pasukan tersebut menggelisahkan karena menangkap aorang tanpa prosedur yang benar, mirip penculikan ala Orde Baru.

Penangkapan tak prosedural itu, saya kaji dalam perspektif HAM dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Apakah kinerja Detasemen 88 dalam menangkap tersangka teror itu tidak melanggar HAM? Adakah upaya Detasemen 88 merehabilitasi nama baik tersangka teror yang tak terbukti? Bagaimana korelasi antara kinerja Densus 88 dalam menangkap tersangka teroris dengan perkembangan HAM di Indonesia?

Kinerja Densus 88 dalam hal penangkapan tersangka teror mengarah kepada pelanggaran HAM. Indikatornya adalah penangkapan yang dilakukannya mengedepankan unsur praduga bersalah, mirip penculikan (tanpa surat penangkapan), serta terdapat pemukulan dan ancaman.

Dibantu Amerika Serikat

Detasemen 88 adalah suatu unit antiteroris di bawah Polri yang bertugas mengatasi gangguan teror, berkekuatan sekitar 400 personel, keanggotaan bersifat rahasia, dibentuk di semua Polda, dilatih CIA, FBI, dan Secret Service.

Tidak hanya itu, menurut majalah Far Eastern Economic Review (FEER) edisi 13 November 2003, pasukan itu setara dengan Paskhas (TNI AU), Kopassus (TNI AD), dan Marinir ( TNI AL).

Biaya yang dihabiskannya adalah sekitar Rp 150 miliar, yang dibantu sepenuhnya oleh AS, mulai dari pendanaan, pelatihan, hingga penyediaan peralatan. Dana yang didapat dari AS, digunakan untuk pembelian properti berupa peralatan komunikasi antiradar, kamera yang dapat menembus kegelapan, serta senjata model Heckler, Koch Mp5, dan Remington 700.

Untuk mobilitas, unit khusus itu dilengkapi sebuah pesawat angkut jenis C-130 (Kompas, 12 November 2003). Sempat diisukan, biaya pembentukan unit khusus itu sepenuhnya dari AS, karena Polri telah berhasil menangkap pelaku Bom Bali I. Namun, isu itu dibantah oleh Mabes Polri.

Dinamakan Detasemen 88 karena memiliki filosofi tersendiri, seperti diambil dari jumlah korban tewas terbanyak, yakni 88 warga Australia (satu negara).

Angka 88 merupakan bentuk garis yang tidak terputus dan terus menyambung, sehingga pekerjaan detasemen itu difilosofikan "terus-menerus dan tidak kenal berhenti". Selain itu, angka 88 menyerupai borgol. Artinya, Polri serius menangani kasus terorisme (Kompas, 27 Agustus 2004)

Menjawab pertanyaan pertama, bahwa prosedur penangkapan dalam Pasal 1 Butir 14 dan Butir 20 KUHAP adalah perintah penangkapan tidak boleh sewenang-wenang, dan harus ada surat perintah tersendiri yang dikeluarkan sebelum penangkapan.

Karena tindak pidana terorisme merupakan tindak pidana khusus, maka berlaku asas lex specialist derogate lege generale, sehingga yang digunakan adalah regulasi pada Pasal 25 Ayat 1 UU 15/2003, bahwa penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana terorisme dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku, kecuali ditentukan lain dalam UU itu.

Jika menyimak realitas yang ada, penangkapan tersangka teror oleh Detasemen 88 memiliki dua kemungkinan. Pertama, setelah ditangkap lalu terbukti, maka akan ada proses lebih lanjut. Tetapi jika setelah ditangkap tidak terbukti, yang dilakukan oleh Detasemen 88 adalah melepas begitu saja.

Jika dikontekskan dengan HAM, kinerja yang dilakukan oleh Densus 88 dalam penangkapan tersangka teror mengarah kepada pelanggaran HAM. Indikatornya yakni adanya penangkapan yang mengedepankan unsur praduga bersalah, dilakukan mirip penculikan tanpa surat penangkapan, serta terdapat pemukulan dan ancaman.

Dari indikator itu, terjadi pelanggaran HAM, yakni hak bebas dari kekerasan sebagamana terdapat pada Pasal 33 UU 39/1999 tentang HAM: setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman perlakuan yg kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan.

Menjawab pertanyaan kedua tentang upaya Detasemen 88 dalam merehabilitasi nama baik tersangka teror yang tak terbukti, saya menampilkan salah satu kasus yang terjadi. Ada seorang guru ngaji ditangkap Detasemen 88 secara tidak profesional, karena aktivitas mengajar guru itu dicurigai sebagai aksi terorisme. Kapolda Maluku, Brigjen Pol Adityawarman mengakui, aparatnya telah salah menangkap warga yang dicurigai sebagai teroris. Padahal dalam masyarakat, orang itu dikenal berperilaku baik dan suka mengajar anak-anak tentang agama Islam. Ironisnya, setelah diperiksa, ternyata tidak terbukti dan akhirnya guru itu dilepas begitu saja (www.malra.org).

Dari kasus itu, Detasemen 88 setelah salah menangkap tersangka teror, melepasnya begitu saja tanpa upaya merehabilitasi nama baiknya. Hal itu sangat fatal, karena berdampak kepada diri korban, seperti stigma negatif, efek psikologis, hampir dihajar massa karena mirip teroris, dan melangar HAM korban.

Menjawab pertanyaan ketiga, fakta pada jawaban pertanyaan pertama dan kedua menunjukkan ketidakprofesionalan Detasemen 88 berimplikasi negatif terhadap perkembangan HAM di Indonesia.

Hal itu memberikan makna bahwa selama ini pasukan elite tersebut cenderung melukai HAM di Indonesia.

Atas dasar semua itu, penulis mengajukan beberapa saran. Dalam menangkap tersangka teror, Densus harus mematuhi peraturan yang belaku dan menghormati nilai-nilai HAM, khususnya hak bebas dari kekerasan, dan disertai surat penangkapan yang prosedural, sehingga ke depan tidak ditemukan lagi model perlakuan yang merendahkan martabat manusia.

Perlu adanya upaya untuk merehabilitasi nama baik tersangka teror yang salah tangkap melalui publikasi ke masyarakat setempat dan media massa, sehingga korban tidak dicap sebagai teroris. Mengingat rapor HAM Indonesia masih "jeblok", jangan sampai kehadiran Detasemen 88 justru memperparah keadaan. Karena itu dibutuhkan pengoptimalan kinerja dalam rangka meningkatkan profesionalitas dan menjunjung tinggi HAM.

Jika ternyata memang tidak ada upaya pembaruan kinerja dari Detasemen 88, sudah seyogyanya pasukan khusus itu di bubarkan saja.(68)

--- Muhammad Ikhlas Thamrin, ketua Bidang Politik dan Hukum DPD PKS Solo.

catatan hikmah Pagi Ikhlas

hikmah pagi 1:jika anda mampu mempertahankan kebiasaan baik selama seminggu, maka ia akan menjadi sesuatu yang menyatu dengan diri anda....
hikmah pagi 2:sebenarnya banyak hal yang positif dari diri kita, hanya saja terkadang tertutup oleh ketidakpercayaan diri kita sendiri untuk mengaktualisasikannya....
hikmah pagi 3:satu-satunya orang yang mampu memotivasi diri anda adalah diri anda sendiri...
hikmah pagi 4:bahagiakanlah orang lain secara tak terduga maka anda akan mendapatkan kebahagiaan berlipat-lipat yang tak terduga pula...
hikmah pagi 5:jiwa yang merdeka adalah bukan berarti tak memiliki beban, tetapi ia memiliki cara tersediri dalam memperlakukan bebannya hingga orang melihatnya serasa tak memiliki beban...
hikmah pagi 6: jangan sekali-kali menghindar dari keterdesakan, tapi lebih peduli dan berbagilah kepada sesama, maka keterdesakan justru akan menuntun anda untuk menemukan pencerahan...
hikmah pagi 7: hidup ini lelah jika yang ada dalam hati dan pikiran anda adalah melihat kebaikan orang lain dianggap sebagai keburukan, ataupun sebaliknya...maka segarkanlah hati dan pikiran anda dengan hal yang positif, lihatlah tak akan berapa lama maka anda akan menemukan keajaiban dalam hidup anda....
hikmah pagi 8: biasakanlah untuk berpikir besar, maka anda akan menghasilkan karya-karya besar yang tak terduga....
hikmah pagi 9: tidak sedikit ide brilian hadir dari pikiran orang biasa, karena ia memiliki kekuatan kemauan untuk merealisasikan idenya itu...
hikmah pagi 10: jika anda ingin merealisasikan impian anda, bersegeralah untuk berbuat, lalu mendekatlah ke Tuhanmu, dan seringlah bersedekah dengan ikhlas dan banyak, niscya impian anda akan segera terwujud...

Sabtu, 18 September 2010

ini soal pluralitas!

akhir-akhir ini, pasca penikaman terhadap jemaat gereja HKBP, dunia media dan para pengamat ramai berkomentar. Komentar mereka mengerucut pada dua hal, bahwa pemerintah abai terhadap perlindungan kebebasan beribadah dan juga seakan ingin menunjuk ormas islam. bahkan ada petisi soal kebebasan beribadah dan malam 1000 lilin terhadap insiden ini.



tulisan ini tidak sedang membuat provokasi, tetapi mencoba lebih fair dalam melihat kondisi obyektif soal penghormatan terhadap pluralitas di republik ini.



pluralitas memang menjadi sebuah keniscayaan, sehingga jika suatu negara atau komunitas abai terhadap pluralitas maka ini sama saja penghinaan terhadap aspek kemanusiaan itu sendiri. pendiri republik kita, sungguh sudah sangat faham terhadap hal ini, sehingga semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah manifest dari pemahaman. Tidak hanya itu, dalam regulasi kita juga bahwa negara wajin melindungi setiap agama dan kepercayaan sudah menjadi sebuah doktrin, sehingga sungguh republik ini dalam konteks doktrin dan kepastian hukum telah sangat nyata!



tidak hanya itu, dalam aspek kultural, penghormatan terhadap pluralitas juga menjadi bagian kehidupan rakyat indonesia.sungguh masih banyak bukti nyata tentang hal ini, mulai dari gotong-royong di aspek kehidupan sosial antar sesama pemeluk agama, bahkan tempat peribadatan tidak sedikit yang berdampingan, dan semuanya nyaris tak ada gesekan...jadi sempurnalah republik kita soal pluralitas itu!



lalu mengapa akhir-akhir ini banyak yang mengklaim republik kita abai terhadap penghormatan pluralitas?



saya akan mencoba salah satu contoh yang menjadi sorotan, soal Ahmadiyah. disini nampaknya bermula...mulai dari permintaan warga yang meminta ahmadiyah dibubarkan, sampai pada pernyataan menteri agama yang menyerukan ahmadiyah dibubarkan, sehingga hal ini mendapatkan kecaman dan protes dari para aktivis pluralitas. coba kita urai mengapa warga dan menteri agama meminta ahmadiya dibubarkan, Ahmadiyah yang sampai sekarang masih mengaku islam, tetapi nyata2 secara prinsip telah melanggar ajaran islam itu sendiri, bahkan menurut saya ajaran ahmadiyah sudah tak menghargai islam itu sendiri, nah disinilah konflik itu bermula. mengapa tak ada yang mengecam ahmadiyah yang telah menghina islam, mengapa para aktivis pluralitas itu hanya bicara soal bahwa kebebasan berkeyakinan adalah ham...sehingga ahmadiyah harus dilindungi oleh negara?bahkan para aktivis mensimplifikasi jika negara tak melindungi ahmadiyah berarti negara telah berbuat kekerasan terhadap warganya sendiri?



kita tidak boleh latah menjunjung kebebasan HAM adalah tanpa batas, justru HAM dibatasi oleh HAm itu sendiri, artinya jika seorang ingin dihormati hamnya, maka hormati dulu ham pihak lain, nah kasus ahamdiyah justru disini, ahmadiyah telah melukai inti ajaran islam, nah jika ahmadiyah ingin dilindungi nyatakanlah bahwa ahmadiyah sebagai sebuah kepercayaan tersendiri diluar ajaran islam, maka negara wajib melindungi ahmadiyah, dan disinilah letak poin strategis dr pernyataan menteri agama agar ahamadiyah bersikap sebagai sebuah kepercayaan tersendiri diluar ajaran islam..



lalu soal teroris, selama ini saat ada kejadian teroris ditangkap selalu saja citra islam yang dijadikan simbol, padahal hal ini belum tentu dan seakan-akan direkayasa. para aktivis pluralitas juga tak ada yang komentar, diam membisu...lalu jika ada intervensi dari australia yang akan mengintervensi penyidikan terhadap densus 88 karena diindikasikan menyiksa pelaku separatis, maka semua berkomentar! disebutlah bahwa australia telah mengintervensi kedaulatan republik!



padahal intervensi austalias sebenarnya sudah telanjang terlihat dalam operasi teroris di indonesia, tetapi selagi yang menjadi terget adalah islam maka semua bersorak, tetapi jika yag menjadi target adalah diluar itu maka terompet untuk berkomentar berbunyi dari mulut para aktivis pluralitas...



ini beberapa fakta yang saya rekam terhadap perjalan republik kita khusus soal pluralitas..saya hanya ingin menyatakan bahwa republik kita penghormatan terhadap pluralitas sudah menjadi norma, hanya saja ada pihak-pihak yang mencoba merusak ini dan mencitrakan bahwa republik kita abai terhadap penghormarmatan pluralitas..



saya tidak tau apa yang menjadi motif orang-orang itu, bisa jadi untuk proyek dana karena isu ini begitu seksi, atau memang ingin mengadu domba republik ini sehingga kita tercerai berai, atau hanya soal mentalitas si orang-orang itu..



tetapi apapun motifnya, orang-orang itu sudah merusak republik kita, dan karenanya ia harus dibuang jauh-jauh dari republik kita, setuju?

Minggu, 22 Agustus 2010

kenapa bangsaku jadi begini?

sungguh teramat rindu negeri ini kembali dengan segenap kejayaannya. bukan seperti saat ini, hampir di semua lini lambat laun terbuka wajah bobroknya.coba kita lihat, betapa negeri ini tak berdaya saat pegawai republik ini dilaut ditangkap dan diperlakukan bak seorang penjahat. beda dulu, soekarno lantang ganyang malaysia!



polri, tak jauh berbeda...mulai dari rekening gendut, rekayasa kasus, mafia pajak, sedikit-demi sedikit terbuka lebar. Ada orang yang ingin berbuat baik justru ditangkap. saya bingung..



jaksa tak jauh berbeda dengan polri, ada saja yang selalu diberitakan..sebutlah misalnya cirus sinaga., sekarang malah jadi pesakitan di penjara..kasusnya sama disuap, gaji tak seberapa tapi rumah mentereng...



para politisi kita juga tak mau kalah, mulai dari soal korupsi sampai pada soal kedatangan saat rapat, ruangan yang sudah megah nyaris kosong karena sang politisi kita katanya izin, sudah begini justru minta gedung yang tambah megah, sakit hati ini bung!



di dunia olahraga sama saja!coba lihat nurdin khalid ketua PSSI, sudah hancur lebur prestasi kita, masih saja bertengger menjadi ketua, bahkan saat aturan KONI menyatakan pengurus ke depan tak boleh menyandang status terpidana, justru diprotes!mungkin di dunia ini, hanya PSSI lah yang dipimpin dari penjara. anehnya lagi tak ada yang berani melawan!



artis juga tak ketinggalan, bukan kebaikan yang ditonjolkan, justru video seks yang merusak moral yang menjamur. malu bangsa ini, gara-gara kelakuan ini, indonesia justru dikenal sebagai produsen video porno ditengah penduduknya yang muslim terbesar di dunia.



siapa yang kita bisa percaya?apakah masih ada harapan untuk indonesia?apakah ini cara Tuhan agar republik ini sadar, dengan membuka satu demi satu kebobrokan republik ini?saya tidak tahu...saya pesimis republik ini akan kembali dengan kejayaannya!





sampai suatu sore, akhirnya optimisme itu datang, menyelinap diam-diam dalam pikiran saya. bahwa ternyata yang salah dari republik ini kita tidak memberikan tempat kepada orang-orang baik karena orang-orang baik itu masih asik dengan tasbihnya, masih asik dengan dunia yang tanpa resiko, orang - orang baik itu lemah, tak punya pengaruh, bahkan yang tragis kadang apatis!



maka orang-orang baik itu harus dipaksa untuk keluar dari dunianya, masuk menyelamatkan republik ini! karena orang baik saat ini itu artinya ia harus kuat dan berpengaruh!tak cukup dengan baik hanya dengan rajin beribadah, tetapi orang baik itu harus lantang untuk merebut kekuasaan!

sungguh satu demi satu orang baik itu mulai trsadar, ia membawa virus muda, progresif, cerdas, dan berpengaruh...hanya saja ia harus masih tetap sabar, karena Tuhan masih bekerja untuk mempertontonkan manusia yang rakus saat berkuasa, sehingga ia percaya Tuhan niscaya akan menaikan dan menyelamatkan republik ini dari tanganya..menunggu takdir!



persis ucapan Natsir:.."yang dibutuhkan oleh negeri ini adalah menjadi orang baik" maka marilah menjadi orang baik-baik yang kuat, berpengaruh, dan kaya - raya, niscaya republik ini akan jaya!

Senin, 21 Juni 2010

DIAM

ia hanya diam...
tangannya meremas,
keringatnya mengucur deras
hatinya memberontak!
ia akui salah
tapi tak mengira bisa sampai begini...

ia hanya diam..
rambutnya terurai tak karuan
botol air ia siramkan ke mukanya,
gerah!
bukan karena panas cuaca
tapi berontak hatinya
karena ia tak mengira bisa sampai begini....

ia hanya diam...
hatinya sangat merindu buah hatinya
sudah lama ia tinggalkan
walau dirumah, sang buah hati selalu bertanya
"kemana mama?"
tanganya ia remas-remas
ingin sekali ucap...
maafkan mama ya...
disini ia berjuang gara-gara sebuah email yang ia tulis
tapi sekali lagi tak mengira bisa sampai begini...

ia hanya diam...
walau ribuan wartawan mencecar pertanyaan..
ia melangkah masuk ke tahanan...
untuk kesalahan yang tak tentu...
ia tak berontak...

maka muak...
semua berontak...
walau tak punya senjata...

sampai semua pejabat panik..
takut jabatan hilang
atau kejahatan yang ditutup

terkuak!

hanya karena semua sudah berontak

tak lagi diam!

berawal dari kereta Prameks untuk Rajut Cita-Cita

18.45 masih di stasiun lempuyangan jogja..bukan sesuatu yang aneh memang karena hampir 1 tahun inilah saya harus pulang pergi solo-jogja dan kereta prambanan ekspreslah yang setia menemani..
Banyak yang mengatakan ga cape klas berangkat pagi pulang malam,memang seberapa menjanjikankah sehingga bertahan hampir 1tahun rutinitas dilakoni. Tidak hanya itu, banyak juga yang bahkan membenturkan dengan amanah yang kini saya pegang...
Tapi bagi saya justru disinilah tantanganya!Bagaimana memadukan antara komitmen amanah yang saya pegang dengan obsesi pribadi...satu-satunya cara untuk menjawab itu adalah Jalani!
Maka dibutuhkanlah energi yang menggerakkan kaki,dibutuhkanlah akal untuk memilih, dan akhirnya dibutuhkan keimanan untuk menguatkan!semua itu harus bersatu' baru akan menjadi sebuah kekuatan!disebut kekuatan karena ia akan bertahan dan fokus pada cita-cita yang ia pegang, rutinitas itu seakan menjadi sesuatu yang biasa,bukan lagi sebuah tantangan yang harus dihindari, tapi justru menjadi sesuatu yang memang menjadi sebuah puzzle yang harus dipecahkan..
jadi selagi cita2 itu masih belum terwujud asalkan kekuatan tadi bersatu maka ia akan lakoni terus, sampai ia habis kontrak hidupnya...
jika para pengusaha sukses merajut peluang puluhan tahun yang pada akhirnya menjadi pengusaha hebat,maka saya masih 1tahun, belum apa-apa!
Maka perjalanan ini jangan berhenti...masih terlalu pagi,karena cita-cita besar tentunya tantangannya akan besar pula, dan energi untuk melaluinya juga besar pula...
dan semuanya berawal dari sini...kelak prameks akan menjadi catatan emas dalam lembaran menuju kerajaan bisnis tnt coorp...
Amiin...